Pengembangan budaya adalah suatu proses meningkatkan atau mempertahankan
kebiasaan yang ada pada masyarakat dalam kajian pengembangan masyarakat yang
menggambarkan bagaimana budaya dan masyarakat itu berubah dari waktu ke waktu
yang banyak ditunjukkan sebagai pengaruh global. Pengembangan budaya
dikembangkan secara luas melalui kepentingan transnasional. Segala bentuk kesenangan ikut terlibat
dalam upaya pengembangan budaya ini. untuk menghadapi globalisasi
budaya, sangat sulit bagi masyarakat untuk melestarikan budaya
lokal mereka sendiri yang menjadi keunikan wilayahnya, namun globalisasi budaya
ini merupakan komponen penting dalam pengembangan masyarakat wilayahnya sendiri.
Dalam konteks Pengembangan masyarakat, pengembangan budaya memiliki empat
komponen yaitu
Komponen dalam Pengembangan Budaya[sunting | sunting sumber]
1. Melestarikan dan menghargai budaya lokal
Tradisi
budaya lokal merupakan bagian penting dalam menanamkan rasa bermasyarakat, dan
membantu memberikan rasa identitas kepada mereka. Oleh karenanya pengembangan masyarakat
akan berupaya mengidentifikasi elemen-elemen penting dari budaya lokal dan
melestarikannya.] Tradisi
ini meliputi sejarah lokal dan peninggalan berharga, kerajinan yang berbasis lokal, makanan lokal atau hal lainnya. pengaruh eksternal dapat memisahkan
tradisi-tradisi budaya lokai ini, dan strategi
masyarakat yang cermat
diperlukan jika tradisi tersebut ingin dilestarikan. Masyarakat perlu mengidentifikasi apa
komponen yang unik dan signifikan dari warisan budayanya, dan untuk menentukan komponen mana yang
hendak dipertahankan. Oleh karena itu, sebuah rencana dapat disusun tentang
bagaimana mencapainya, misalnya kegiatan di balai masyarakat,
membangun industi lokal yang berbasis budaya lokal.
2. Melestarikan dan menghargai budaya asli atau pribumi
Ketika
dikemukakan bahwa budaya asli hanyalah kasus tertentu dalam budaya
lokal, dinamika yang berbeda yang mengelilingi budaya asli berarti budaya asli
ini diperlakukan sebagai hal yang terpisah. Ada
dua hal utama yang mendasarinya yaitu, pertama klaim istimewa yang dimiliki
orang-orang pribumi terhadap lahan atau daerah dan terhadap struktur
komunitas tradisional yang
berkembang seleras dengan lahan atau daerah selama periode waktu jauh lebih
lama daripada kolonisasibaru. Komunitas
merupakan hal penting bagi kelangsungan budaya dan kelangsungan spritual, dalam arti
penting kelesetarian budaya
tradisional merupakan
kebutuhan yang lebih penting bagi orang-orang pribumi daripada orang lain
kebanyakan.
3. Multikulturalisme
Kata
ini lazimnya menunjukkan pada kelompok etnis yang berbeda yang tinggal di satu
masyarakat tetapi mempertahankan identitas budaya yang berbeda. Oleh karena itu, fokus ini yaitu pada etnisitas dan
fitur budaya dari kelompok-kelompok etnis yang berbeda. Kebiasaan-kebiasaan dalam budaya yang
relatif homogentampak
hilang, masyarakat harus sampai pada kehidupan bermasyarakat yang multikultural. Bagi beberapa orang, hal ini terjadi
karena ketakutan, ancaman, kerugian dan raisal serta ketegangan
budaya dan pengucilan. Keanekaragama latarbelakang budaya
merupakan realitas bagi banyak masyarakat, dan oleh karena itu merupakan aspek
yang penting dari pembangunan
masyarakat.] Benturan
nilai-nilai budaya dan problem-problem yang dialami oleh perseorangan dan keluargamemberikan suasana ketidakstabilan dan kecemasan
selama mereka berusaha menemukan sebuah cara melalui konflik ini. Strategi yang digunakan dalam keadaan multikulturalisme yaitu
mencakup bekerja dengan pemuka-pemuka masyarakat, meningkatkan kesadaran penduduk, dan menghadapi rasisme.
4. Budaya partisipatori
Aktivitas
budaya merupakan fokus penting untuk identitas masyarakat, partisipasi, interaksi sosial dan
pengembangan masyarakat. Satu
cara untuk mendorong masyarakat yang sehat yaitu dapat mendorong partisipasi
yang luas dalam aktivitas budaya, sehingga seni, musik, teater, tarian dan olahraga menjadi
sesuatu yang mereka lakukan, bukan yang mereka tonton. Hal ini telah menjadi fokus dari
banyak program pengembangan budaya masyrakat; partisipasi budaya dapat dilihat
sebagai cara penting untuk membangun modal sosial, memperkuat masyarakat dan menegaskan identitas. Aktivitas-aktivitas yang mungkin
dilakukan akan berbeda-beda tergantung pada budaya lokal, budaya lokal dan
faktor-faktor lain. Budaya
parsipatif juga memiliki potensi untuk mencapai lebih dari memperkuat modal
sosial dan bangunan masyrakat Partisipasi
dalam aktivitas budaya merupakan bagian penting untuk membantu orang-orang dari
suatu masyarakat untuk memperoleh kembali budaya mereka sendiri dan menolak
ikut campur dari pihak di luar mereka.
Pengembangan Budaya dalam
Penyesuaian Diri Manusia
·
Penyesuaian Biologis
Kondisi
alam yang telah semakin berubah seiring dengan perusakan lingkungan sebagai
akibat dari global ekonomi. Membuat manusia sulit untuk menyesuaikan dirinya
secara biologis terhadap budaya yang berkembang seperti perkembangan budaya
yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat sebelumnya.
·
Penyesuaian Sosial
Pengembangan
budaya yang bertele-tele dan terlalu di luar ambang batas norma dan nilai
sosial yang ada sebelumnya, akan terasa sedikit sulit untuk disesuaikan dengan
kondisi sosial masyarakatnya.
Proses
1. Internalisasi
Manusia
mempunyai bakat yang telah terkandung dalam gennya
untuk mengembangkan berbagai macam perasaan,hasrat, nafsu,
dan emosi dalam upaya pengembangan budayanya. Perasaan yang lahir dari manusia
adalah manusia yang tidak pernah merasa puas, sehingga ia berupaya untuk selalu
melakukan pengembangan-pengembangan dalam dirinya yang mempengaruhi perubahan
pada budaya mereka sendiri.
2. Sosialisasi
Berkaitan
erat dengan kajian sistem sosial dalam masyarakat itu sendiri. Kita
memahami buadaya dari proses sosialisasi turun-temurun,
namun adakalanya, proses sosialisasi ini tidak sempurna dilakukan oleh generasi
sebelumnya sehingga, membuat budaya yang lama terkadang diambil bagian yang
sesuai dengan kondisi sekarang. Sehingga budaya yang ada dulu belum tentu ada
untuk saat ini, karena juga dipengerahui oleh global ekonomi yang sedang
berlangsung dalam kalangan masyarakat.
3. Enkulturasi
Hal ini
tidak lepas dari pengaruh dari luar masyarakat penganut budaya asli, proses ini
menjadi faktor pendorong utama dalam peningkatan atau penurunan nilai pada
suatu budaya dalam masyarakat. Dengan
itu, aspek ini yang berada di luar masyarakat, menjadi indikator yang sangat
penting dalam proses pengembangan budaya dewasa ini.
Nilai
Semakin
bernilai hasil dari upaya pengembangan budaya ini bagi masyarakat maka semakin
besar harapan untuk meningkatkan budaya tersebut.] Jika
penghargaan yang diberikan antar satu masyarakat ke masyarakat lainnya dianggap
bernilai, maka orang-orang yang melakukan perilaku-perilaku yang sesuai dengan
nilai budaya yang baru tersebut, mereka akan mendapat prestise dari masyarakat
lainnya.
KONDISI
UMUM Budaya bangsa yang dilandasi nilai luhur berdasarkan Pancasila dan
bercirikan Bhinneka Tunggal Ika diupayakan agar senantiasa menjiwai setiap
aspek pembangunan. Kebudayaan nasional dikembangkan dengan mengangkat nilai
budaya daerah yang luhur, serta menyaring dan menyerap nilai budaya dari luar
yang positif. Pengembangan kebudayaan diarahkan menuju kemajuan adab dan
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia. Pada tahun 2004, pembangunan
kebudayaan dalam Program Pembangunan Nasional (Propenas) mengacu pada satu
program yaitu Program Pelestarian dan Pengembangan Kebudayaan. Pada tahun 2004
pembangunan kebudayaan yang dilaksanakan melalui Program Pelestarian dan
Pengembangan Kebudayaan antara lain adalah: (1) penyelenggaraan temu budaya dan
dialog budaya; (2) penyebarluasan informasi budaya; (3) penulisan sejarah
Indonesia; (4) penyelenggaraan festival seni pertunjukan; (5) pengiriman misi
kesenian ke luar negeri; (6) pemugaran dan pemeliharaan Benda Cagar Budaya; (7)
penyelenggaraan film kompetitif dan penyelenggaraan kembali Festival Film
Indonesia (FFI); (8) bantuan kepada organisasi/lembaga seni dan budaya; (9)
pembinaan perfilman nasional; (10) preservasi dan alih media pustaka langka;
dan (11) pengembangan minat baca masyarakat. Pada tahun 2005, dalam Rencana
Pembangunan Nasional Transisi, pembangunan kebudayaan dilaksanakan melalui 3
program, yaitu Program Pengembangan Nilai Budaya, Program Pengelolaan Kekayaan
Budaya, dan Program Pengelolaan Keragaman Budaya. Pencapaian kegiatan yang
dilaksanakan pada tahun 2005 untuk Program Pengembangan Nilai Budaya antara
lain: (1) pelaksanaan revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai tradisional
yang bernilai luhur melalui pelaksanaan kajian untuk meningkatkan hubungan
antar budaya; (2) penyelenggaraan sosialisasi dan reaktualisasi Etika Kehidupan
Berbangsa; (3) pengembangan kegiatan budaya kritis dan kewirausahaan yang
progresif dan berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) pengembangan
industri budaya dengan merevitalisasi modal budaya untuk perkembangan ekonomi;
(5) penyusunan dan revisi peraturan perundang-undangan di bidang kebudayaan dan
perpustakaan; dan (6) pengembangan minat dan budaya baca masyarakat melalui
pengadaan bahan pustaka baik tercetak dan terekam, penyusunan statistik penerbitan
buku, dan pengembangan jaringan informasi perpustakaan. Dalam tahun yang sama
melalui Program Pengelolaan Kekayaan Budaya, dilaksanakan kegiatan: (1)
pembinaan dan sosialisasi untuk meningkatkan apresiasi dan komitmen pada
pelestarian kekayaan budaya; (2) pengembangan peran serta masyarakat dan swasta
dalam operasionalisasi dan pemeliharaan kekayaan budaya; (3) pengembangan
sistem informasi dan database bidang kebudayaan dan perpustakaan; (4)
peningkatan sumberdaya manusia pengelola kekayaan budaya; (5) peningkatan
kapasitas kelembagaan melalui pembenahan sistem manajerial lembaga-lembaga yang
menangani pengelolaan kekayaan budaya; dan (6) pengembangan perfilman nasional
yang berbasis budaya bangsa. Sedangkan untuk Program Pengelolaan Keragaman Budaya
pada tahun 2005 dilaksanakan antara lain melalui: (1) pelaksanaan promosi sikap
toleransi dan kooperasi; (2) pengembangan interaksi yang harmonis antarunit
budaya untuk memperkuat semangat ke-Indonesiaan; dan (3) pengembangan berbagai
wujud ikatan kebangsaan (keterikatan rasional dan emosional) melalui
pelaksanaan kajian, dialog kebudayaan. Permasalahan dan tantangan yang masih
dihadapi dalam pembangunan kebudayaan pada tahun 2006 adalah: (1) semakin
lemahnya kemampuan bangsa dalam mengelola keragaman budaya dan semakin
terbatasnya ruang publik yang dapat diakses dan dikelola masyarakat multikultur
untuk penyaluran aspirasi sehingga menimbulkan berbagai ketegangan dan
kerawanan sosial yang berpotensi merusak integrasi bangsa; (2) terjadinya
krisis identitas nasional yang ditandai dengan semakin memudarnya nilainilai
solidaritas sosial, kekeluargaan, keramahtamahan sosial, kebanggaan terhadap
identitas kebangsaan, dan rasa cinta tanah air; (3) rendahnya kemampuan untuk
menyeleksi derasnya arus budaya global sehingga penyerapan budaya global yang
negatif lebih cepat dibandingkan dengan penyerapan budaya global yang positif
dan konstruktif yang bermanfaat untuk pembangunan bangsa dan karakter bangsa;
(4) lemahnya ketahanan budaya yang diakibatkan oleh tidak sebandingnya
kecepatan pembangunan ekonomi dan pembangunan karakter bangsa; dan (5)
menurunnya kualitas pengelolaan kekayaan budaya yang diakibatkan oleh kurangnya
pemahaman, apresiasi, kesadaran, komitmen, dan kemampuan pemerintah daerah,
baik kemampuan fiskal maupun kemampuan manajerial. Perkembangan masyarakat yang
sangat cepat sebagai akibat dari globalisasi dan pesatnya kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi membutuhkan penyesuaian tata nilai dan perilaku. Dalam
suasana dinamis tersebut, pengembangan kebudayaan diharapkan dapat memberikan
arah bagi perwujudan identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
budaya bangsa. Di samping itu pengembangan kebudayaan dimaksudkan untuk
menciptakan iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai-nilai kearifan lokal
mampu merespon modernisasi secara positif dan produktif sejalan dengan
nilai-nilai kebangsaan.
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengembangan_budaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar